Peringati Hari Ibu ke-97, Srikandi SMK Negeri 1 Jenar Ambil Alih Tugas Upacara

Jenar, Sragen – Senin, 22 Desember 2025 – Suasana khidmat dan penuh makna menyelimuti lapangan utama SMK Negeri 1 Jenar pada Senin pagi, 22 Desember 2025. Dalam rangka memperingati Hari Ibu ke-97, sekolah ini menggelar upacara bendera khusus yang seluruh petugasnya merupakan ibu-ibu Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK).

Momen ini menjadi istimewa karena peran yang biasanya diisi oleh siswa atau petugas gabungan, kali ini sepenuhnya dijalankan dengan apik oleh para pendidik perempuan. Mulai dari komandan upacara, pengibar bendera, hingga pembaca teks Pembukaan UUD 1945, semuanya dilakukan oleh ibu-ibu GTK SMK Negeri 1 Jenar.

Penghormatan bagi Peran Perempuan

Upacara diikuti oleh seluruh jajaran Bapak/Ibu Guru serta staf karyawan SMK Negeri 1 Jenar. Kehadiran para ibu sebagai petugas upacara merupakan simbol apresiasi terhadap dedikasi perempuan yang tidak hanya berperan dalam keluarga, tetapi juga menjadi pilar utama dalam mencerdaskan generasi bangsa.

Bertindak sebagai Pembina Upacara adalah Yuliesta Arofati, S.Pd., yang juga menjabat sebagai Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum. Dalam amanatnya, beliau membacakan sambutan resmi dari Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA).

“Peringatan Hari Ibu bukan sekadar perayaan seremonial, melainkan momentum untuk mengenang kembali perjuangan kaum perempuan dalam merebut kemerdekaan dan meningkatkan kualitas hidup bangsa. Perempuan adalah penggerak utama dalam pembangunan,” ujar Yuliesta saat membacakan pesan Menteri PPPA.

Pesan Kemajuan dan Kesetaraan

Sambutan tersebut menekankan pentingnya perlindungan terhadap perempuan dan anak, serta mendorong perempuan untuk terus berdaya, berkarya, dan menjadi agen perubahan di era digital. Di lingkungan sekolah, hal ini diterjemahkan sebagai semangat untuk terus berinovasi dalam memberikan layanan pendidikan terbaik bagi siswa.

Kegiatan diakhiri dengan sesi foto bersama dan ramah tamah antar guru dan karyawan. Pelaksanaan upacara yang berjalan lancar ini membuktikan profesionalitas dan semangat kebersamaan yang tinggi di lingkungan SMK Negeri 1 Jenar.

Selamat Hari Ibu ke-97! “Perempuan Berdaya dan Berkarya, Menuju Indonesia Emas 2045

Semarak Upacara Hari Guru Nasional 2025 di SMK Negeri 1 Jenar

Jenar, Sragen – Rabu, 26 November 2025 – SMK Negeri 1 Jenar menyelenggarakan upacara bendera khusus dalam rangka memperingati Hari Guru Nasional (HGN) Tahun 2025 pada hari Selasa, 25 November 2025. Upacara yang berlangsung khidmat ini merupakan bentuk penghormatan dan apresiasi tertinggi kepada seluruh tenaga pendidik atas dedikasi mereka dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pelaksanaan Upacara dan Sambutan Mendikdasmen

Berbeda dari upacara rutin, seluruh petugas upacara kali ini adalah Bapak/Ibu Guru dan Karyawan SMK Negeri 1 Jenar. Mereka mengambil alih peran siswa, mulai dari pengibar bendera hingga pembacaan UUD 1945, menunjukkan kekompakan dan semangat kebersamaan para pendidik.

Bertindak sebagai Pembina Upacara adalah Bapak Wahyu Utomo, S.Pd., yang juga merupakan Ketua PGRI Ranting SMK Negeri 1 Jenar. Dalam kesempatan tersebut, beliau membacakan sambutan resmi dari Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen).

Dalam sambutan tersebut, Mendikdasmen menekankan peran vital guru sebagai garda terdepan dalam implementasi kurikulum merdeka dan transformasi pendidikan. Pesan utama yang disampaikan adalah pentingnya guru untuk terus berinovasi, beradaptasi, dan berkolaborasi dalam menciptakan pembelajaran yang relevan dengan tantangan masa depan.

Mengusung Tema “Guru Hebat Indonesia Kuat”

Peringatan HGN 2025 kali ini mengusung tema “Guru Hebat Indonesia Kuat”. Tema ini menjadi penyemangat bagi seluruh pendidik di SMK Negeri 1 Jenar untuk terus meningkatkan kompetensi dan profesionalisme mereka.

“Tema ini sangat relevan. Guru yang hebat tidak hanya mentransfer ilmu, tetapi juga membentuk karakter dan menyiapkan peserta didik agar siap menghadapi dunia nyata. Melalui guru-guru yang hebat inilah, kekuatan bangsa kita akan terwujud,” tutur Bapak Wahyu Utomo, S.Pd., usai upacara.

Upacara peringatan HGN di SMK Negeri 1 Jenar ditutup dengan rangkaian acara sederhana namun menyentuh, termasuk pemberian apresiasi dari siswa kepada guru-guru favorit mereka, menciptakan suasana haru dan kehangatan di lingkungan sekolah. (Hsone)

273 Siswa Kelas XII SMK Negeri 1 Jenar Ikuti Ujian TKA Serentak Nasional

Tes Kemampuan Akademik (TKA)

Jenar, Sragen – Selasa, 4 November 2025 – Sebanyak 273 siswa kelas XII SMK Negeri 1 Jenar ambil bagian dalam pelaksanaan Tes Kemampuan Akademik (TKA) yang digelar serentak untuk jenjang SMA/SMK sederajat se-Indonesia. Ujian penting ini berlangsung selama empat hari, mulai dari Senin, 3 November hingga Kamis, 6 November 2025.​Pelaksanaan TKA di SMK Negeri 1 Jenar mengikuti jadwal nasional yang terbagi menjadi dua gelombang utama. Gelombang I dilaksanakan pada tanggal 3 dan 4 November, dilanjutkan dengan Gelombang II pada tanggal 5 dan 6 November 2025. Pembagian gelombang ini bertujuan untuk memastikan kelancaran teknis dan menghindari penumpukan peserta, mengingat Tes Kemampuan Akademik dilakukan berbasis komputer (CBT).​Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Jenar, (Endri Yunanta Besar, S.Pd. M.Pd.), menyampaikan bahwa seluruh siswa yang terdaftar mengikuti ujian dengan penuh semangat dan serius. “TKA ini bukan sekadar ujian, tetapi juga pemetaan potensi akademik siswa. Hasilnya akan sangat berguna sebagai bekal mereka, baik untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi maupun memasuki dunia kerja dan industri,” ujarnya.​Para siswa kelas XII ini diuji kemampuannya dalam mata pelajaran wajib seperti Bahasa Indonesia, Matematika, dan Bahasa Inggris, serta dua mata pelajaran pilihan sesuai dengan jurusan atau minat mereka. Pelaksanaan TKA di sekolah tersebut berjalan lancar dan tertib, dengan pengawasan ketat sesuai protokol ujian standar.​Dengan partisipasi 273 siswa, SMK Negeri 1 Jenar menunjukkan komitmennya dalam mendukung program asesmen nasional yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah. Diharapkan, hasil TKA ini dapat memberikan gambaran yang akurat mengenai capaian akademik siswa dan menjadi data penting bagi sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di masa mendatang. (Hsone)

SMK Negeri 1 Jenar Gelar Pesta Demokrasi E-Voting, Pasangan Imran – Tika Raih Suara Terbanyak

Jenar, Sragen – Sabtu, 1 November 2025 – Suasana demokrasi yang sehat dan modern menyelimuti SMK Negeri 1 Jenar pada Jumat, 31 Oktober 2025. Sekolah tersebut sukses menggelar Pemilihan Ketua dan Wakil Ketua OSIS (PKWKO) untuk masa bakti 2025/2026. Menariknya, proses pemungutan suara kali ini sepenuhnya dilakukan secara E-Voting, mencerminkan komitmen sekolah dalam memanfaatkan teknologi.

Kegiatan PKWKO ini diikuti oleh tiga pasangan calon terbaik yang telah melewati serangkaian proses seleksi dan kampanye. Ketiga pasangan calon tersebut adalah:

  • Pasangan Nomor Urut 1: Imran Fadilah Akbar (XI TKR 2) – Dwi Ratna Antika (X BSN 1)
  • Pasangan Nomor Urut 2: Ahmad Mustofa (XI DKV 2) – Alvin Setyawan Saputra (X OTM 3)
  • Pasangan Nomor Urut 3: Retno Anggoro Wati (XI DPB 2) – Ayra Cheryl Regina Putri (X DKV 1)

Dari total Daftar Pemilih Tetap (DPT) sebanyak 886 siswa, tercatat 576 suara yang masuk menggunakan sistem E-Voting. Partisipasi aktif siswa menunjukkan tingginya kesadaran berdemokrasi di kalangan pelajar SMK Negeri 1 Jenar.

Hasil Pemungutan Suara

Setelah rekapitulasi suara secara elektronik selesai dilakukan, hasil akhir pemungutan suara menunjukkan kemenangan telak bagi salah satu pasangan calon:

Pasangan CalonJumlah SuaraPersentase
Nomor Urut 129150,5%
Nomor Urut 210718,6%
Nomor Urut 317830,9%

Dengan perolehan suara 291 atau 50,5%, Pasangan Nomor Urut 1, Imran Fadilah Akbar dan Dwi Ratna Antika, resmi terpilih sebagai Ketua dan Wakil Ketua OSIS SMK Negeri 1 Jenar periode 2025/2026. Mereka unggul tipis di atas ambang batas 50% untuk menang tanpa putaran kedua.

Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Jenar, melalui perwakilan guru pembina OSIS, menyampaikan apresiasi atas kelancaran dan ketertiban seluruh proses pemilihan. “Pelaksanaan E-Voting ini bukan hanya efisien, tetapi juga mengajarkan siswa tentang transparansi dan integritas dalam berdemokrasi sejak dini. Selamat kepada pasangan terpilih, semoga dapat mengemban amanah dengan baik,” tutupnya.

Pasangan Imran-Dwi dijadwalkan akan dilantik dalam waktu dekat untuk segera memulai tugas dan bakti mereka sebagai motor penggerak kegiatan kesiswaan di SMK Negeri 1 Jenar. (Hsone)

Semarak Ulang Tahun ke-22: SMK Negeri 1 Jenar Gelar Berbagai Kegiatan Kreatif dan Penuh Makna

Jenar, Sragen – Jumat, 31 Oktober 2025– SMK Negeri 1 Jenar tengah diselimuti suasana suka cita. Sekolah kejuruan yang berlokasi di Jl. Tangen – Banyurip Km. 8 ini merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) yang ke-22, tepat pada tanggal 30 Oktober 2025. Peringatan hari jadi ini dirayakan dengan serangkaian kegiatan yang melibatkan seluruh civitas akademika, menonjolkan bakat, serta semangat kebersamaan.

Perayaan HUT ke-22 ini dimulai lebih awal, yakni sejak Jumat, 24 Oktober 2025, dengan berbagai kompetisi yang mengasah kreativitas dan sportivitas siswa-siswi. Beberapa lomba yang sukses digelar antara lain:

  • 🎤 Lomba Karaoke: Ajang unjuk bakat suara yang meramaikan suasana sekolah.
  • 🤸‍♀️ Lomba Senam Indonesia Sehat: Mendorong gaya hidup sehat dan kekompakan antarkelas.
  • 🎶 Lomba Paduan Suara: Mengukuhkan harmoni dan kerja sama dalam seni musik.

Puncak Acara: Potong Tumpeng dan Gelar Karya Seni

Puncak perayaan berlangsung meriah pada hari jadi, Kamis, 30 Oktober 2025. Acara ini menjadi momen refleksi dan apresiasi terhadap perjalanan panjang SMK Negeri 1 Jenar selama 22 tahun berkarya mencetak lulusan yang profesional dan berkarakter.

Sebagai simbol rasa syukur, dilakukan acara potong tumpeng yang dihadiri oleh Kepala Sekolah, guru, staf, perwakilan komite sekolah, dan siswa-siswi.

“Usia 22 tahun adalah usia yang matang, bukan hanya tentang pembangunan fisik, tapi juga pembangunan karakter dan kompetensi siswa. Semoga SMK Negeri 1 Jenar terus menjadi sekolah kebanggaan yang melahirkan generasi emas bangsa,” ujar Kepala SMK Negeri 1 Jenar dalam sambutannya.

Acara kemudian ditutup dengan penampilan istimewa Gelar Karya Seni dari siswa-siswi SMK Negeri 1 Jenar. Gelar karya ini memamerkan beragam bakat di luar akademik, mulai dari tari tradisional, musik, hingga berbagai kreativitas siswa yang memukau penonton, sekaligus membuktikan bahwa siswa SMK tidak hanya unggul di bidang kejuruan tetapi juga kaya akan potensi seni.

Perayaan HUT ke-22 ini tidak hanya menjadi pesta bagi warga sekolah, tetapi juga menjadi penanda semangat baru bagi SMK Negeri 1 Jenar untuk terus maju, berinovasi, dan berkontribusi nyata dalam dunia pendidikan kejuruan di Kabupaten Sragen. (Hsone)

Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Jenar Sulap Sampah Plastik Menjadi Ecopaving dalam Projek Kokurikuler

Jenar, Sragen – Kamis, 23 Oktober 2025 – Sebanyak 300 siswa kelas X SMK Negeri 1 Jenar melaksanakan kegiatan Projek Kokurikuler yang inovatif dan peduli lingkungan. Selama empat hari, mulai dari tanggal 20 hingga 23 Oktober 2025, para siswa ini berkreasi mengubah limbah sampah plastik menjadi produk bernilai guna, yaitu Ecopaving atau paving block ramah lingkungan.

Kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi kurikulum merdeka yang menekankan pada pembelajaran berbasis projek yang merupakan gabungan dari beberapa mata pelajaran. Projek pembuatan Ecopaving dari sampah plastik ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran siswa akan isu lingkungan, khususnya masalah sampah plastik, sekaligus melatih keterampilan praktis dan semangat kewirausahaan.

Dibimbing oleh para guru pembimbing, siswa-siswi Kelas X ini secara aktif mengumpulkan berbagai jenis sampah plastik, mulai dari kantong kresek hingga botol bekas. Sampah-sampah tersebut kemudian diolah melalui serangkaian proses, termasuk pencacahan, peleburan, hingga pencetakan menjadi paving block. Proses ini tidak hanya menuntut ketelitian tetapi juga kreativitas dalam mencari komposisi bahan yang tepat agar Ecopaving yang dihasilkan kuat dan layak pakai.

Kepala SMK Negeri 1 Jenar, dalam keterangannya, menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap antusiasme dan hasil kerja keras para siswa. “Projek ini membuktikan bahwa sampah plastik, yang selama ini menjadi masalah, dapat diubah menjadi solusi konkret. Kami berharap Ecopaving hasil karya siswa ini dapat dimanfaatkan di lingkungan sekolah dan menjadi inspirasi bagi masyarakat luas tentang pengelolaan sampah yang berkelanjutan,” ujarnya.

Salah seorang perwakilan siswa mengungkapkan pengalamannya, “Awalnya kami tidak menyangka bisa membuat paving block dari plastik. Prosesnya seru dan menantang. Selain belajar tentang teknik pengolahan limbah, kami juga jadi lebih sadar betapa pentingnya mengurangi dan mendaur ulang sampah plastik. Ini adalah pengalaman yang sangat berharga.”

Produk akhir ini menunjukkan kualitas yang cukup menjanjikan sebagai alternatif material bangunan, sekaligus menjadi bukti nyata kontribusi pelajar SMK Negeri 1 Jenar dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan. Projek ini diharapkan dapat menjadi agenda rutin sekolah untuk mencetak generasi muda yang tidak hanya kompeten di bidang kejuruan tetapi juga memiliki kepedulian sosial dan lingkungan yang tinggi. (Hsone)

Ancaman “Brain Rot” Mengintai Siswa SMK: Bahaya Konten Instan Terhadap Kompetensi Lulusan

Jenar, Sragen – Rabu (22/10/2025) – Dunia pendidikan kejuruan, khususnya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), menghadapi tantangan baru di era digital: fenomena “Brain Rot” atau “pembusukan otak”. Istilah populer yang bahkan menjadi Oxford Word of the Year 2024 ini merujuk pada penurunan fungsi kognitif akibat konsumsi konten digital yang berlebihan, dangkal, dan berulang-ulang.

Jika tidak segera diatasi, “Brain Rot” berpotensi menjadi penghalang serius bagi siswa SMK untuk mencapai kompetensi kerja yang dibutuhkan industri.

Apa Itu Brain Rot dan Mengapa Berbahaya bagi Siswa Vokasi?

Brain Rot” bukanlah diagnosis medis resmi, melainkan istilah yang menggambarkan kondisi melemahnya otak karena terbiasa menerima stimulus cepat dan tanpa tantangan berpikir mendalam dari media sosial, seperti video pendek, prank, atau meme yang berorientasi hiburan instan.

Bagi siswa SMK, yang fokus pendidikannya adalah keterampilan praktis dan keahlian mendalam, dampak dari fenomena ini sangat merugikan:

  • Menurunnya Kemampuan Berpikir Kritis dan Analisis: Pendidikan vokasi menuntut siswa untuk memecahkan masalah kompleks, menganalisis kerusakan mesin, atau merancang alur kerja produksi. Brain Rot merusak lobus prefrontal, bagian otak yang bertanggung jawab atas pemrosesan informasi kompleks dan pengambilan keputusan. Siswa yang terpapar Brain Rot cenderung mengandalkan insting dan sulit menganalisis masalah secara mendalam.
  • Kehilangan Fokus dan Konsentrasi: Konten digital yang serba cepat melatih otak untuk memiliki rentang perhatian (attention span) yang sangat pendek. Hal ini menjadi masalah besar di SMK, di mana praktik bengkel, laboratorium, atau proses pembelajaran berbasis proyek (PjBL) memerlukan fokus mendalam dalam waktu yang lama.
  • Malas Belajar dan Kurangnya Motivasi: Ketergantungan pada dopamin instan dari media sosial membuat siswa kesulitan menikmati atau melakukan aktivitas yang memerlukan usaha lebih, seperti membaca buku modul tebal, menyusun laporan praktik kerja industri (PKL), atau mengikuti pelajaran teori yang membutuhkan kesabaran.

Brain Rot: Ancaman Nyata Terhadap Kompetensi Lulusan SMK

Tujuan utama SMK adalah mencetak lulusan yang siap kerja, kompeten, dan adaptif sesuai standar industri. Fenomena “Brain Rot” secara langsung mengancam kualitas lulusan karena:

  1. Gagal dalam Praktik Lapangan (PKL): Siswa yang kesulitan berkonsentrasi dan menganalisis masalah akan kesulitan saat dihadapkan pada situasi kerja nyata di dunia usaha dan dunia industri (DUDI), yang menuntut ketelitian dan kemampuan pemecahan masalah (problem solving).
  2. Keterampilan Interpersonal yang Buruk: Brain Rot seringkali memicu isolasi sosial dan komunikasi yang buruk. Padahal, industri modern sangat menghargai keterampilan teamwork dan komunikasi efektif.
  3. Kecanduan Gawai Mengganggu Disiplin: Kecanduan gawai membuat siswa abai terhadap tugas, sering bermain game atau media sosial di kelas, bahkan saat jam pelajaran praktik, yang secara langsung mengganggu disiplin dan etos kerja yang merupakan modal utama lulusan SMK.

Langkah Strategis Sekolah dan Keluarga

Mengatasi Brain Rot pada siswa Gen Z membutuhkan kolaborasi erat antara sekolah, keluarga, dan siswa itu sendiri.

  • Peran Sekolah:
    • Membangun Literasi Digital Kritis: Sekolah harus mengajarkan siswa cara memilah dan mengevaluasi informasi, bukan sekadar menggunakannya.
    • Mendorong Pembelajaran Aktif: Penerapan model pembelajaran berbasis proyek (PBL) dan Teaching Factory (TeFa) yang menantang dan membutuhkan kerja sama tim dapat melatih kembali nalar kritis siswa.
    • Edukasi Kesehatan Mental: Sekolah perlu mengedukasi tentang bahaya doom scrolling dan pentingnya membatasi screen time (disarankan tidak lebih dari 1-2 jam di luar jam sekolah).
  • Peran Keluarga:
    • Orang tua diharapkan memberikan contoh penggunaan gawai yang sehat, mendorong anak untuk terlibat dalam aktivitas non-digital yang merangsang otak, seperti membaca, berdiskusi, atau berolahraga.

Pendidikan vokasi yang unggul harus ditopang oleh pikiran yang tajam. Melawan Brain Rot adalah bagian integral dari upaya menyelamatkan masa depan generasi muda agar mereka menjadi lulusan SMK yang tidak hanya terampil, tetapi juga memiliki nalar yang kuat dan siap menghadapi persaingan kerja di masa depan. (Hsone)

SMK Negeri 1 Jenar Mantapkan Kualitas Vokasi Melalui Rapat Koordinasi Program SMK PK Skema Penguatan Pembelajaran Mendalam

Jenar, Sragen – Selasa (21/10/2025) – SMK Negeri 1 Jenar, Sragen, mengambil langkah strategis dalam peningkatan mutu pendidikan kejuruan dengan menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) internal Bantuan Pemerintah SMK Pusat Keunggulan (PK) Skema Penguatan Pembelajaran Mendalam Tahun 2025. Kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 17 Oktober 2025 bertujuan untuk menyelaraskan perencanaan dan implementasi program agar relevan dengan kebutuhan industri.

Rakor ini mendapat dukungan penuh dari pemerintah daerah dengan kehadiran Kepala Seksi (Kasi) SMK Cabang Dinas Pendidikan (Cabdin) Wilayah VI Provinsi Jawa Tengah, Ibu Indah Darmawati, S.E., M.Pd., yang memberikan arahan dan penguatan.


Mendorong Pembelajaran Mendalam Sesuai Standar Industri

Kepala SMK Negeri 1 Jenar (Endri Yunanta Besar, S.Pd., M.Pd.) dalam sambutannya menyampaikan bahwa program SMK Pusat Keunggulan Skema Penguatan Pembelajaran Mendalam merupakan kesempatan emas untuk meningkatkan kompetensi lulusan melalui penerapan pendekatan pembelajaran yang lebih berorientasi pada kebutuhan dunia kerja.

“Bantuan ini akan kami manfaatkan secara optimal untuk memperkuat sinergi antara sekolah dan mitra industri. Fokus utamanya adalah memastikan kurikulum, sarana, dan metode pengajaran di SMK Negeri 1 Jenar benar-benar adaptif terhadap perkembangan teknologi dan standar industri terkini,” jelasnya.

Poin Utama Rapat Koordinasi

Rapat koordinasi internal ini dihadiri oleh tim manajemen sekolah, koordinator program keahlian, dan tim pelaksana Bantuan SMK PK. Beberapa hal penting yang menjadi fokus diskusi meliputi:

  • Penyusunan Rencana Penggunaan Dana (RPD): Penyelarasan anggaran bantuan untuk kegiatan-kegiatan yang mendukung penguatan pembelajaran mendalam.
  • Penguatan Kemitraan DUDIKA: Rencana tindak lanjut untuk memperluas dan memperbaharui Memorandum of Understanding (MoU) dengan industri agar mencakup program magang guru, guru tamu, dan penyusunan materi uji kompetensi.
  • Peningkatan Kompetensi Pendidik: Alokasi dana untuk In-House Training (IHT), magang industri bagi guru kejuruan, serta uji sertifikasi kompetensi.

Melalui sinergi antara SMK Negeri 1 Jenar, Cabang Dinas Pendidikan, dan Dunia Kerja, diharapkan implementasi Program SMK Pusat Keunggulan Skema Penguatan Pembelajaran Mendalam ini dapat melahirkan lulusan yang tidak hanya terampil, tetapi juga memiliki karakter kuat, dan siap bersaing secara global. (Hsone).

Bukan Hanya IQ, ‘GRIT’ Jadi Kunci Sukses Siswa SMK di Dunia Kerja

Jenar, Sragen – Rabu (8/10/2025)  – Selama ini, Kecerdasan Intelektual (IQ) seringkali dianggap sebagai penentu utama keberhasilan akademik dan karir. Namun, dalam konteks pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang sangat berorientasi pada keterampilan dan dunia kerja, muncul faktor penentu lain yang tak kalah penting, yaitu GRIT. Para psikolog dan praktisi pendidikan menekankan bahwa perpaduan antara passion dan ketekunan jangka panjang ini merupakan modal berharga bagi lulusan SMK untuk bertahan dan mencapai sukses.

Perbedaan Mendasar: IQ vs. Grit

IQ dan Grit mengukur aspek yang berbeda dari potensi seseorang, tetapi keduanya saling melengkapi, bukan bertentangan.

AspekKecerdasan Intelektual (IQ)Grit (Kegigihan & Keuletan)
DefinisiKemampuan kognitif, daya tangkap, kecepatan belajar, dan pemecahan masalah yang didasarkan pada kecerdasan.Kombinasi antara hasrat (passion) dan ketekunan (perseverance) untuk mencapai tujuan jangka panjang.
Fungsi dalam BelajarDibutuhkan untuk memahami konsep, rumus, dan teori baru dengan cepat.Berperan sebagai energi untuk bangkit dari kegagalan dan tetap berjuang mencapai tujuan meskipun sulit.
Tolak UkurNilai ujian, tes potensi akademik.Konsistensi usaha, daya tahan, tidak mudah menyerah saat menghadapi tantangan praktikum atau pekerjaan.

Seorang psikolog menjelaskan, “IQ memang dibutuhkan untuk melihat potensi dasar, tetapi Grit-lah yang membuat potensi itu menjadi nyata dalam proses dan pencapaian studi. Anak yang IQ-nya tinggi bisa saja mudah menyerah saat gagal, sementara anak yang memiliki Grit akan tetap bergerak maju meski harus gagal berkali-kali.”

Pentingnya Grit bagi Siswa SMK

Bagi siswa SMK, Grit memiliki relevansi yang sangat tinggi karena kurikulum SMK erat kaitannya dengan tantangan praktis dan kesiapan memasuki dunia kerja.

  1. Menghadapi Tantangan Praktik dan Kegagalan: Pembelajaran di SMK seringkali melibatkan praktik kerja nyata. Tidak jarang, siswa akan mengalami kegagalan atau kesulitan teknis berulang kali. Grit memastikan siswa tidak putus asa dan terus mencoba hingga menguasai keterampilan tersebut.
  2. Kesiapan Dunia Kerja (Career Adaptability): Dunia kerja menuntut profesional yang tidak hanya cerdas, tetapi juga ulet dan berdaya juang. Penelitian menunjukkan bahwa Grit berpengaruh positif signifikan terhadap orientasi masa depan dan adaptabilitas karir siswa SMK, yang berarti siswa dengan Grit tinggi memiliki arah karir yang lebih jelas dan siap menghadapi transisi ke dunia kerja.
  3. Ketahanan Jangka Panjang: Sukses dalam karir kejuruan bukan soal keahlian sesaat, melainkan tentang kesetiaan dan konsistensi dalam menggeluti suatu bidang. Grit memastikan siswa SMK memiliki ‘api kecil yang terus menyala’ untuk bertahan pada bidang yang diminati, bahkan saat menghadapi tekanan pekerjaan.
  4. Mendorong Growth Mindset: Grit terkait erat dengan growth mindset (pola pikir bertumbuh). Pola pikir ini meyakini bahwa kemampuan dapat dikembangkan melalui dedikasi dan kerja keras, menjadikannya kunci untuk terus meningkatkan kompetensi di bidang keahluan.

Strategi Praktis Melatih Grit dalam Pembelajaran di SMK

Kabar baiknya, Grit bukan sifat bawaan, melainkan karakter yang bisa dilatih. Sekolah, guru, dan lingkungan belajar di SMK memiliki peran penting dalam menumbuhkan karakter ini.

  1. Implementasi Teknik Problem Solving dalam Pembelajaran:
    • Berikan tugas atau proyek praktikum yang menuntut penyelesaian masalah kompleks (misalnya, membuat produk yang harus berfungsi sempurna).
    • Fokus pada proses pemecahan masalah, bukan hanya hasil akhir. Ajak siswa merefleksikan kegagalan dan mencari solusi baru (belajar bangkit setelah gagal).
  2. Pembentukan Budaya Kelas Berbasis Growth Mindset:
    • Hindari hanya memuji hasil akhir atau nilai, tetapi hargai usaha, ketekunan, dan kemauan untuk mencoba lagi. Ucapkan kalimat seperti, “Usahamu hari ini sudah jauh lebih baik dari sebelumnya!”
    • Jadikan kegagalan sebagai bahan ajar yang berharga. Dorong siswa untuk bertanya, “Apa yang bisa saya pelajari dari kegagalan ini?”
  3. Integrasi Bimbingan Karir dan Penemuan Passion:
    • Fasilitasi siswa untuk menemukan minat mendalam mereka di bidang kejuruan. Grit dimulai dari hasrat.
    • Tautkan mata pelajaran dengan tujuan karir jangka panjang mereka, sehingga mereka tahu mengapa mereka berjuang keras.
  4. Penguatan Harapan (Hope) dan Inisiatif:
    • Libatkan siswa dalam aktivitas yang memerlukan inisiatif dan tanggung jawab (seperti teaching factory atau kepengurusan organisasi).
    • Tanamkan harapan bahwa kesulitan adalah bagian dari proses, bukan akhir dari segalanya. Harapan adalah kegigihan untuk bangkit dari keraguan dan terus melangkah maju.

Dengan menumbuhkan Grit, lulusan SMK tidak hanya dibekali dengan keterampilan teknis yang mumpuni, tetapi juga dengan daya juang dan ketahanan mental yang akan membawa mereka sukses dalam persaingan ketat di dunia kerja. (hsone)